Indonesia Cinta Bumi

Setiap tanggal 22 April Bumi kita beri ucapan selamat ulang tahun, sebagai apresiasi kita terhadap Hari Bumi. Dan sudahkah kita bertanya kepada diri kita masing-masing apa yang bisa kita lakukan sebagai wujud cinta kita terhadap Bumi yang menjadi tempat tinggal kita sehari-harinya. Isu pemanasan global, isu pencemaran yang semakin menggila, penggundulan hutan yang semakin kejam, apa yang bisa kita lakukan. Andaikan Bumi bisa menangis, mungkin dia telah menangis karena para penghuninya semakin tidak mempedulikan kelestariannya.

Sebagai penduduk Indonesia, yang notabene terletak di kawasan tropis dan dilalui kathulistiwa, memang akan menjadi dilema untuk menjadikan bumi ini tetap indah. Sedikit review tentang pelestarian lingkungan, mungkin ulasan di bawah bisa sedikit membantu kita untuk peduli dengan alam sekitar.

Penduduk Jakarta tentunya tidak asing lagi dengan kemacetan yang menimbulkan polusi, dari polusi udara, polusi suara, polusi mata. Apa yang bisa dilakukan ?? Marilah kita mulai dengan kesadaran tinggi untuk mengurangi polusi ini. Bagi para pemilik kendaraan pribadi, dimohon dengan sangat untuk memperhatikan kesehatan kendaraannya, apakah masih layak untuk jalan atau tidak. Emisi gas buangnya diperhatikan donk, jangan asal main bisa mengendarai dan menambah tercemar udara. Bagi para pemilik angkutan umum, sadarlah bahwa armada yang ada banyak sekali yang sudah tidak layak jalan, apakah memang keuntungan dari bisnis itu tidak bisa disisihkan untuk maintenance armada yang ada. Sehingga para penumpang pun akan semakin betah dan nyaman berada di dalamnya. Pemerintah, sekali lagi buat pemerintah, cari solusi yang memang berpihak kepada warga khususnya yang di arus bawah, solusikan kemacetan yang parah ini dengan bijak. Sosialisasikan dengan cantik dan persiapkan segala infrastruktur yang ada. Warga Anda menunggu untuk bisa memanfaatkan fasilitas umum itu dengan nyaman dan aman.

AC, yupp, benar sekali, Air Conditioner adalah barang yang sudah sangat familiar di Indonesia. Baik di perkantoran maupun di perumahan. Maklum juga sih memang, Indonesia panas, Indonesia gerah, Indonesia sumpek, tapi apa lantas kita bisa mencari pembenaran atas penggunaan AC yang berlebihan ? Bahkan salah satu perusahaan AC besar di dunia berani memasang tagline iklannya di bilboard bahwa AC tersebut akan membuat Indonesia menjadi lebih dingin. Apakah lantas kalau sudah menjadi dingin akan menjadi beres permasalahan yang ada. Gunakan AC secukupnya saja temans, buatlah lingkungan yang kita tinggali nyaman tanpa harus ada AC yang berlebihan. Sistem sirkulasi udara yang tidak terencana dengan benar, penggunaan elemen rumah kaca yang berlebihan membuat Indonesia semakin panass dan panass.

Satu lagi, sadarkah kita kalau kesadaran kita tentang pengelolaan sampah masih sangat-sangat rendah. Kita main mencampurkan saja semua sampah organik dan non-organik menjadi satu. Pembusukan yang terjadi pun tidak dapat dilakukan dengan sempurna. Awalilah langkah kepedulian Anda dengan memisahkan sampah rumah tangga Anda antara sampah organik dan non-organik. Dan para penyedia jasa pengelolaan sampah, lakukan manajemen yang baik untuk pengelolaan sampah tersebut. Sampah organik tidak akan bermasalah karena dia akan terdaur ulang dengan alam. Tapi kalo untuk sampah non-organik membutuhkan ribuan tahun untuk menetralisirkannya. Semakin banyak bertumpuk kertas, plastik, karet dan bahan non-organik lainnya, semakin riskan bumi kita bisa terasa nyaman dan indah.

Deforestasi, sungguh amat sangat keterlaluan. Jutaan hektar hutan di Bumi ini telah musnah akibat manusia yang tidak peduli dengan alam. Main babat dan menggundulkan semua kekayaan alam yang paling luar biasa adalah hal terbodoh yang pernah saya lihat. Berkubik-kubik potongan kayu setiap harinya saya lihat diangkut melalui truk-truk kontainer. Apa yang harus dilakukan, peduli dan peduli. Pengusaha mebel, furniture, kerajinan tangan ato yang lainnya, ayolah peduli dengan nasib hutan yang kalian babati tiap hari. Pemerintah, jangan berikan izin hak atas pengelolaan hutan terhadap pihak-pihak yang telah terbukti merusak alam itu.

Untuk Anda yang tinggal di wilayah perkotaan dan semakin jarang kawasan hijau-hijauannya, kembangkanlah bakat Anda yang baru dalam hal bercocok tanam. Tanamlah satu dua pohon di dalam pot untuk Anda taruh di balkon apartemen Anda, atau di teras Anda. 2 pohon untuk satu rumah dikalikan seribu rumah di satu kecamatan sudah amat membantu pelestarian alam kita. Pedulilah dari sekarang temans.

Bumi berulang tahun lagi tiap tanggal 22 April, semoga di tahun depan Anda sudah tahu secinta apa Anda dengan rumah yang Anda tinggali, rumah tempat kita berteduh, dan mencari kebaikan. Bukan untuk saling merusak dan menghancurkan, bukan untuk saling membakar dan saling menghabiskan.

Anonim
Mahasiswa Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

MANFAAT SPEKTRUM ULTRAVIOLET

Dalam penginderaan jauh, anda mengenal adanya system fotografi dan system non-fotografi. Sistem Penginderaan jauh system fotografi menggunakan kamera yang dibawa dengan pesawat udara, gantole, atau bahkan layang-layang dengan ketinggian pemotretan yang tidak terlalu tinggi sehingga jangkauannya masih cukup sempit. Namun proses penginderaan jauh ini menghasilkan hasil yang mendetail dan mudah digunakan untuk menganalisis suatu wilayah secara rinci.


Salah satu spectrum yang digunakan dalam pemotretan udara ialah spectrum ultraviolet. karakteristik sinar ultraviolet secara umum adalah mudah dihamburkan oleh atmosfer karena panjang gelombang yang begitu pendek yakni 0,3 mikro-meter, selain itu juga mudah diserap oleh objek. Karena sifatnya yang mudah dihamburkan atmosfer inilah maka foto udara menggunakan ultraviolet sangat baik untuk menunjukkan tinggi-rendah, jauh-dekat, dan tekstur suatu objek. Semakin gelap atau semakin tegas warna ungunya berarti semakin dekat jaraknya.



Saat anda pergi ke swalayan atau ke supermarket, sesekali perhatikan meja kasir. Disana akan anda temui lampu ultraviolet yang digunakan untuk mengecek keaslian uang yang dibayarkan di kasir. Uang asli memiliki tanda berupa gambar pahlawan yang dicetak agak timbul dan tidak kasat mata, selain itu ada benang-benang pengaman yang juga hanya terlihat saat disinari ultraviolet. seperti itulah kira-kira prinsip kerja foto ultraviolet akan memperlihatkan relief secara jelas karena perbedaan jarak. Contoh lain adalah ketika melakukan pemotretan di daerah bersalju misalnya di kutub. Foto udara ultraviolet digunakan untuk mendeteksi populasi beruang kutub. Jika menggunakan foto biasa maka hanya akan terlihat hamparan putih salju saja karena beruang kutub berkamuflase sangat baik dengan salju. Dengan ultraviolet akan tampak populasi beruang kutub karena akan terlihat teksturnya berbeda. Timbul pertanyaan, mengapa tidak digunakan spectrum inframerah termal? Karena suhu udara yang sangat dingin, spectrum inframerah termal dapat terdistorsi oleh suhu lingkungan dan karena bulu beruang kutub yang tebal juga menyembunyikan suhu tubuh si beruang kutub itu sendiri sehingga hasil yang diperoleh akan tidak akurat.
Dengan mengetahui prinsip ini, ultraviolet banyak digunakan dalam militer untuk keperluan mendeteksi keberadaan musuh yang tersembunyi daripada menggunakan spectrum inframerah termal.



Ahmad Prakarsa S S
Mahasiswa Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Ironi Hari Bumi

Climate change, and how we address it, will define us, our era and ultimately the global legacy we leave for future generations.

(United Nations Secretary-General Ban Ki-moon)


Sejenak berpikir tentang pernyataan diatas yang menyatakan bahwa perubahan iklim adalah tantangan besar skala global dan ia berusaha untuk menginisiasi usaha penanggulangan perubahan iklim oleh komunitas internasional dengan mengumpulkan pemimpin-pemimpin dunia dan memastikan bahwa semua bagian dari sistem PBB berkontribusi terhadap usaha ini. Sebagai forum global dengan partisipasi dari seluruh dunia, PBB diposisikan untuk melakukan pendekatan-pendekatan tersebut dalam mengatasi perubahan iklim. Sebuah tantangan yang besar untuk aksi secara menyeluruh dalam mengatasi perubahan iklim ini.

Bukan sesuatu yang tanpa alasan untuk melakukan hal tersebut. Telah banyak kesepakatan dihasilkan untuk mengatasi perubahan iklim ini, tetapi semakin banyak masalah pula yang menghambatnya. Kita tahu ebelas dari dua belas tahun terakhir merupakan tahun-tahun terhangat dalam temperatur permukaan global sejak 1850. Tingkat pemanasan rata-rata selama lima puluh tahun terakhir hampir dua kali lipat dari rata-rata seratus tahun terakhir. Temperatur rata-rata global naik sebesar 0.74oC selama abad ke-20, dimana pemanasan lebih dirasakan pada daerah daratan daripada lautan.

Sekarang pertanyaan yang harus diajukan adalah apakah butuh secara internasional untuk mengatasi perubahan iklim ini? Sepertinya tidak sepenuhnya benar. Perubahan iklim menunjuk pada adanya perubahan pada iklim yang disebabkan secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan manusia yang mengubah komposisi atmosfer global dan juga terhadap variabilitas iklim alami yang diamati selama periode waktu tertentu (United Nations Framework Convention on Climate Change). Apa yang dilakukan oleh manusia secara mandirilah yang menyebabkan semua perubahan terjadi.

Sebentar lagi kita sampai pada saat untuk merasakan bumi tempat kita berpijak : “Hari Bumi”. Disana tertanam semangat untuk menyelamatkan bumi dari perubahan iklim yang secara tidak langsung akan memberikan efek domino terhadap semua sistem dibumi ini. Tapi apakah semangat itu akan cukup berhadapan dengan berbagai kepentingan manusia yang secara individual ingin merasakan kenyamanan. Asumsi yang nyata bahwa semangat saja tidak cukup tanpa adanya tindakan yang konkrit.

Bercermin pada cermin yang retak, itulah kata yang tepat untuk peringatan setiap tahun hari bumi. Saat itu bumi terbatuk dalam penyakit kronis yang sebanarnya akan fatal terhadap peradaban manusia itu sendiri. Akankah kita kembali ke zaman batu lagi?

Semangat itu masih membara, dengan tekanan yang semakin dalam. Kadang-kaddang apa yang kita perjuangkan untuk menyelamatkan bumi itu merupakan sesuatu yang berbahaya untuk bumi itu sendiri. Hanya orang-orang baik saja yang tepat untuk mendapatkan penghargaan sebagai penerus kehidupan. Siapakah?


Nurul Ihsan Fawzi

Mahasiswa Fakultas Geografi

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta