FORMAT PENYIMPANAN CITRA DIGITAL


Citra digital adalah citra yang diperoleh, disimpan dan dianalisis ddengan basis logika biner. Perolehan citra ini dapat dihasilkan dari pelarikan, yaitu melakukan perekaman dengan sensor berupa scanner. Citra digital dapat merupakan citra yang dihasilkan/dibuat dengan perangkat lunak tertentu CAD (computer-aided design) atau citra hasil perekaman melalui sensor yang dipasang pada suatu wahana tertentu. Kemudian penyimpanan yang dilakukan dilakukan pada media magnetic (disket, flash disk, hark disk, CD, atau CCT dan ditampilkan dalam monitor menjadi sebuah gambar.

Untuk mendapatkan citra digital diperoleh dengan meniru suatu objek pada kenampakan nyata. Secara sederhana citra digital dapat diperoleh dengan penggambaran secara digital melalui perangkat lunak. Selain itu citra dapat diperoleh dari perekaman dengan bantuan scanner. Yaitu dengan menangkap informasi pancaran dan pantulan gelombang elektromagnetik secara parsial/ tak serentak. Perekaman secara parsial tersebut dilakukan dengan pelarik/scanner menangkap informasi tiap bagian dan dicatat dalam computer. Misalnya perekaman dilakukan dari kiri atas ke kanan dan kembali lagi ke kiri, kemudian memulai baris baru untuk melakukan perekaman lagi. Setiap bagian direkam tersusun oleh bagian terkecil gambar yaitu pixel (picture element). Setiap pixsel/piksel memiliki dua aspek, yaitu aspek spatial yang berhubungan dengan ukuran objek terkecil yang digambarkan dan aspek spectral yaitu nilai spectral dari tiap piksel.

Proses kerja dari scanner mirip dengan proses kerja computer, karena nantinya citra hasil penyiaman tersebut diproses juga dalam computer. Kemuampuan dari computer&sensor untuk mengubah informasi pantulan dan pancaran elektromagnetik berbeda-beda. Saat ini kebanyakan sensor bekerja dalam 8 bit. Bit merupakan satuan terkecil informasi yang menggambarkan ada tidaknya arus listrik yang masuk. Basis bilangan yang digunakan oleh computer adalah basis biner, karena computer merupakan perangkat yang bekrja dengan arus listrik. Basis biner adalah bilangan 0 yang menunjukkan mati/ tidak ada arus listrik dan bilangan 1 menunjukkan ada arus listrik yang masuk.

Pada system 8 bit, akan memiliki kemungkinan 28 atau 256 informasi pada tiap piksel. Sebuah sensor yang merekam dengan pantulan yang sangat lemah atau tidak ada cahaya yang masuk maka nilai yang muncul adalah 00000000, artinya register tidak mencatat ada arus yang masuk sehingga tampak hitam/sangat gelap.  Sebaliknya apabila sensor merekam sinyal yang sangat kuat, maka register akan teraliri arus pada semua sel dan mencatat sebagai nilai 11111111 atau 255. Nilai tersebut berarti putih/ sangat cerah.

Informasi dalam basis 8 bit akan disimpan dalam byte. Dalam 1 byte terdiri dari 8 bit. Tiap piksel akan memiliki nilai byte tersendiri. Maksudnya adalah tiap 1 piksel citra akan disimpan dalam 1 byte , sementara dalam 1 byte tersebut tiap piksel terdiri dari 8 bit. Misalkan sebuah citra dengan ukuran 1000 piksel x 1000 piksel, maka kapasitasnya adalah 1.000.000 byte.

Semakin besar ukuran citra maka akan semakin banyak piksel yang terdapat dalam citra tersebut sehingga ukuran file juga semakin besar. Penyimpanan dengan merekam tiap piksel menurut posisi baris dan kolom dinamakan penyimpanan raster. Penyimpanan ini boros tempat, karena tidak dilakukan kompresi. Namun penyimpanan tersebut mempermudah apabila akan melakukan convert ke format lain dalam perangkat lunak lain, atau akan melakukan manipulasi.

Berkembangnya system multispectral membuat penyimpanan secara efisien semakin dibutuhkan. Citra multispectral menggambarkan daerah yang sama namun memiliki variasi nilai spectral yang berbeda. System penyimpanan pada saluran multispectral tersebut dapat dilakukan dengan format BSQ,BIL dan BIP dan RLE. Pada format BSQ, BIL dan BIP tidak dilakukan kompresi, sedangkan pada format RLE dilakukan kompresi untuk piksel yang memiliki nilai yang sama. Piksel tersebut disimpan tidak dipisahkan dalam byte sendiri.

Citra digital merupakan kumpulan dari piksel-piksel. Sebuah piksel memiliki dua buah nilai, yaitu nilai spatial dan nilai spectral. Nilai spatial berkaitan dengan ukuran objek terkecil yang mampu terlihat, sedangkan nilai spectral berkaitan dengan nilai objek menurut dengan pola pantulan spektralnya. 

Untuk menampilkan sebuah citra, setiap perangkat lunak/softwere memiliki system yang berbeda-beda dalam menyimpan citra. Terdapat dua cara penyimpanan, yaitu dengan kompresi, yaitu memampatkan nilai piksel yang nilainya sama, dan non kompresi, yaitu tanpa melakukan pemampatan, artinya dalam satu piksel disimpan dalam 1 bytes. Yang termasuk cara penyimpanan/format penyimpanan non kompresi adalah BSQ (Band Sequential), BIL (Band Interleaved by Line), dan BIP (Band  Interleaved by Pixel).

Format penyimpanan BSQ adalah, cara penyimpanan yang memisahkan citra pada setiap band/salurannya. Citra digital tersebut disimpan berurutan dari baris pertama saluran pertama, kemudian baris kedua saluran kedua dan seterusnya sampai baris terakhir saluran pertama dan disimpan dalam satu file dengan header citra saluran 1. Penyimpanan dilanjutkan pada saluran kedua, pada baris pertama, kemudian pada baris kedua saluran kedua dan seterusnya sampai selesai. Jadi setiap band yang disimpan memiliki header masing-masing.

Format penyimpanan BIL adalah cara penyimpanan dengan mendasarkan pada urutan baris namun tidak memisahkan pada tiap band/saluran tetapi digabungkan menjadi satu dan memiliki hanya satu header citra. Penyimpanan dilakukan pada baris pertama saluran pertama, dilanjutkan baris pertama saluran kedua dan seterusnya setelah semua saluran pada baris pertama tersimpan maka dilanjutkan baris kedua untuk semua saluran.
Format penyimpanan BIP mendasarkan pada penyimpanan sesuai dengan urutan pikselnya. Jadi piksel pertama pada saluran pertama dilanjutkan piksel pertama pada saluran kedua dan selanjutnya. Setelah semua piksel pertama pada semua saluran sudah semua tersimpan dilanjutkan pada piksel kedua saluran pertama dan seterusnya. Pada format ini, citra juga hanya memiliki satu header.

Format penyimpanan BSQ, BIP dan BIL memiliki cara masing-masing dan tentunya memiliki kelemahan dan kelebihan. Format BSQ memiliki kapasitas paling besar dari format yang lain, karena setiap band disimpan dalam bagian tersendiri dengan header sendiri, namun data yang tersimpan tidak mudah rusak. Misalnya terdapat kerusakan salah satu nilai piksel pada salah satu band, maka band lain masih dapat terbaca dengan baik, karena disimpan dalam bagian tersendiri.

Untuk format pentimpanan BIL dan BIP hamper sama file nya ringan karena disimpan dalam satu bagian, akan tetapi apabila terdapat salah satu nilai piksel yang rusak atau tidak terbaca, maka citra akan rusak karena piksel yang rusak tadi akan dimasuki piksel selanjutnya, sehingga informasi yang tersimpan menjadi bergeser semua.


Untuk dapat ditampilkan sebagai gambar, hasil dari kode-kode tersebut harus dibaca lagi oleh computer tiap piksel citra tersebut. Kemudian citra tersebut dapat ditampilkan secara visual dalam layar monitor. System penyimpanan tersebut memiliki suatu sub-file yang disebut header citra yang berisi informasi citra. Dari informasi tersebut kode-kode tersebut dapat dirangkai kembali menjadi suatu gambar.

Setiap piksel dalam citra menggambarkan nilai pantulan dan pancaran objek di permukaan bumi. Untuk dapat mengetahui objek tersebut dalam citra diperlukan kemampuan ekstraksi informasi dengan menganalisis nilai piksel tersebut. Untuk mempermudah pengenalan memang sangat dipengaruhi juga oleh aspek spatial yang semakin baik resolusi spatial/ banyak piksel akan semakin mudah pengenalan objek tersebut.

Dalam pemrosesan citra dapat dilakukan pengolahan suatu citra untuk mempermudah dalam analisis karena banyak sekali gangguan yang diterima sensor dalam perekaman. Pengolahan citra tak lagi hanya berorientasi pada pengembangan fungsi-fungsi aljabar matematis, melainkan juga mencakup pengembangan fungsi-fungsi logis untuk pengolahan data nominal dan label. (Richards,1986)


Sumber : 
Danoedoro, Projo. 1996. Pengolahan Citra Digital. Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta
Habib. 2011. Bahan Kuliah Pemorsesan Citra Digital. Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta
Habib. 2011. Laporan Praktikum Pemrosesan Citra Digital.Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar